Do You Love Me? Please…
Di sebuah keluarga Nakagawa, seorang
wanita melahirkan 3 bayi imut yang sangat mirip. Ketiga bayi itu berbeda
ekpresinya.
17 tahun berlalu..
Tiga bayi tersebut kini menjadi
tumbuh dewasa. Kakak tertua dari mereka adalah, Ameterasu sedang anak paling
tengah adalah Natsumi, terakhir adalah Hana. Ameterasu memiliki sikap dingin
terhadap orang lain walaupun itu keluarganya terutama Hana. Natsumi memiliki
sikap pendiam namun ceria, dia juga baik namun ada kalanya dia sangat marah dan
dingin. Terakhir adalah Hana, dia berbeda dari kedua kakaknya. Hana sangat baik
dan mudah memaafkan seseorang, Hana sering sekali tersenyum, dia selalu memakai
jepit bunga di rambutnya dan lensa mata berwarna indigo.
“Hana, ambilkan minum untukku!”
Titah Ameterasu yang sibuk menyantap makanannya. Sejak mereka masuk SMA,
ketiganya berencana tinggal di apartemen tanpa orang tua.
“Baik,” Hana menyerahkan air putih
dan diserahkan kepada Ameterasu. Kemana Natsumi? Dia sedang berdanda.
Selama ini, Hana lah yang paling
rajin. Dia bangun pada pukul 04.00 AM. Lalu dia membersihkan rumah serta
memasak untuk sarapan dengan dibantu Natsumi. Ameterasu bertugas mengecek
pekerjaan dan memasak untuk makan malam.
Mereka berada di ruang kelas.
Natsumi duduk dengan temannya, sedangkan Hana duduk dengan Ameterasu. Namun
hari ini tampak berbeda. Hana mendapat dispen karena harus membantu wali kelas
mereka. Oleh karena itu Ameterasu duduk sendirian, tidak lebih tepatya duduk
bersama Natsumi.
Hana POV
Aku berlari kearah kantin.
Fumio-sensei menyuruhku memberikan pesanan terhadap bibi kantin. Namun di
tengah perjalanan pulang anak-anak iseng mendorongku sehingga aku hampir
terjatuh di tangga. Itu berkat…
“Kau tidak apa?” Seorang laki-laki
yang mendekapku, dia mungkin telat masuk sekolah atau membolos? Aku sadar akan
pipiku yang mengeluarkan semburat merah. Safir bertemu indigo.
“Terimakasih, telah menolongku.” AKu
melepaskan dekapan laki-laki tersebut dan membungkukan badan.
“Tidak apa-apa. Aku Namikaze Hiro.”
Kata laki-laki tersebut memperkenalkan diri.
“Yoroshiku! Aku Nakagawa Hana.” Hiro
bertanya padaku dimana ruang kepala sekolah. Aku pun mengantarkannya.
“Nah, ini dia. Namikaze-san ayo
masuk kelas, begitupula denganmu Hana-san.” Kata Fumio sensei.
Aku memasuki kelas dan duduk di
bangku kosong karena bangku lainnya sudah penuh. Aku sangat tidak terbiasa jika
harus duduk di bangku paling pojok dengan jendela, tapi apa boleh buat. Bel
kembali berbunyi Aoi-sensei membawa…
…Hiro!
Hiro POV
Seandainya penerbangan itu tidak di tunda, aku pasti
akan dengan tepat waktu masuk sekolah. Tapi sepertinya aku harus bersyukur. Aku
menemukan seorang perempuan, bisa dibilang dia sangat imut, cantik, dan baik.
Aku berharap satu kelas dengannya.
“Anak-anak kenalkan dia murid baru,”
“Yoroshiku, Namikaze Hiro desu.” Kataku membungkukan
badan.
“Nah, Namikaze-san, silahkan duduk dengan Nakagawa
Hana. Nakagawa Hana?” Orang yang kutemui sebelumnya berada di kelas yang sama
denganku. Aku duduk disebelahnya. Perasaanku tak terkira.
“Siapa yang tidak masuk?”
“Sensei, Natsumi-san sakit dan sedang diantar pulang
oleh Putri dingin!” Seru anak yang berada di depanku dan Hana.
Aku melihat wajah Hana. Tampaknya, dia sangat
khawatir dengan kata-kata anak tersebut. Namun Hana menggelengkan kepalanya dan
melihat kearahku.
“Kita bertemu lagi,” Kata Hana dengan senyumnya,
siapapun akan terpesona oleh senyumanya itu.
“Takdir yang indah.” Aku pun membalas perkataan
Hana. Entah kenapa jantungku berdebar-debar.
Normal POV
Hana berlari dengan cepat ke apartemennya. Ternyata
apartemen itu dikunci oleh Ameterasu. Bisa dibilang kedua kakaknya marah karena
dia tidak pulang tepat waktu dirumah. Hana merupakan wakil Ketua OSIS di
sekolah mereka, wajar saja dia sibuk.
Dengam terpaksa duduk di luar apartemennya tanpa
makan malam. Cuaca yang dingin dan juga musim gugur akan berakhir membuat Hana
harus memeluk kakinya sendiri. Hana segera meletakkan tasnya dan pergi kesuatu
tempat.
“Kenapa kau terlambat Nakagawa-san?” Tanya seorang
lelaki dengan suara paraunya. Laki-laki itu memegang dagu Hana dan mendekatkan
wajahnya. Hana menndorong keras laki-laki itu.
“Jangan pernah menyentuhku, Satoru-san” Kata Hana.
“Nah, ini dia. Apa anakku membuat masalah lagi?
Maafkan dia, sekarang kau tampil saja. Kami merindukan permainan piano mu itu.”
Kata seorang Wanita sambil menahan anaknya.
Aah yumeni miteta kogaretaita Kimi
ga iru…
Ano sora no ukabu, iku su mo no
hikari atsume koi wa Kagayaku…
Seluruh penonton dari S’café sangat
menikmati suara milik Hana. Bagaimana bisa kita tidak tahu? Hana, Ameterasu dan
Natsumi memiliki pekerjaannya masing. Terlalu mandiri.
Tak sadar, seorang laki-laki
tersenyum kagum terhadap Hana. Dia sangat menyukai lagu tersebut. Tapi,
bagaimana bisa dia berada disana? Dia sedang bermain dengan sahabatnya.
oOo
Pagi menjelang. Hana berada diruang tamu
bersiap-siap untuk berangkat. Saat dia ingin membangunkan kedua kakaknya,
Ameterasu memberi pesan singkat karena dia berangkat duluan. Sementara kakak
Natsumi di pergi bersama teman-temannya.
Ameterasu POV
Aku memasuki kelas dan kulihat, orang yang sama
sekali tidak ku kenal. Mungkinkah dia Murid baru disekolah ini? Aku berjalan
mendekati bangku milikku dan Natsumi. Karena cukup yakin dia tidak menyadari
keberadaanku, aku membersihkan ruang kelas.
“Ohayou,” Katanya, dia melihatku secara detail,
dasar tidak sopan!
“Nakagawa-san, kenapa kau duduk dibangku depan?” Aku merasa sangat sebal pada laki-laki yang satu ini.
“Nakagawa-san, kenapa kau duduk dibangku depan?” Aku merasa sangat sebal pada laki-laki yang satu ini.
“Ohayo, minna.. Nee-chan?” Bertambahlah kesialanku,
ternyata Hana datang tidak pada waktu.
“Nee-chan? Kenapa muka kalian mirip?” Kata Hiro
bertanya-tanya.
“Ame-nee, buku… eh?”
Aku ingin cepat-cepat saja keluar, aku sangat tidak suka berada di
tempat menegangkan ini.
“Ya, Namikaze-san. Aku adalah kembaran dari kedua
kakakku ini, Ameterasu dan Natsumi Nakagawa.” Jelas Hana.
RnR
Bersambung ke part 2