Powered By Blogger

Kamis, 20 Agustus 2015

Cerbung: Do You Love Me?

Do You Love Me? Please…
           
            Di sebuah keluarga Nakagawa, seorang wanita melahirkan 3 bayi imut yang sangat mirip. Ketiga bayi itu berbeda
ekpresinya. 17 tahun berlalu..
            Tiga bayi tersebut kini menjadi tumbuh dewasa. Kakak tertua dari mereka adalah, Ameterasu sedang anak paling tengah adalah Natsumi, terakhir adalah Hana. Ameterasu memiliki sikap dingin terhadap orang lain walaupun itu keluarganya terutama Hana. Natsumi memiliki sikap pendiam namun ceria, dia juga baik namun ada kalanya dia sangat marah dan dingin. Terakhir adalah Hana, dia berbeda dari kedua kakaknya. Hana sangat baik dan mudah memaafkan seseorang, Hana sering sekali tersenyum, dia selalu memakai jepit bunga di rambutnya dan lensa mata berwarna indigo.
            “Hana, ambilkan minum untukku!” Titah Ameterasu yang sibuk menyantap makanannya. Sejak mereka masuk SMA, ketiganya berencana tinggal di apartemen tanpa orang tua.
            “Baik,” Hana menyerahkan air putih dan diserahkan kepada Ameterasu. Kemana Natsumi? Dia sedang berdanda.
            Selama ini, Hana lah yang paling rajin. Dia bangun pada pukul 04.00 AM. Lalu dia membersihkan rumah serta memasak untuk sarapan dengan dibantu Natsumi. Ameterasu bertugas mengecek pekerjaan dan memasak untuk makan malam.
            Mereka berada di ruang kelas. Natsumi duduk dengan temannya, sedangkan Hana duduk dengan Ameterasu. Namun hari ini tampak berbeda. Hana mendapat dispen karena harus membantu wali kelas mereka. Oleh karena itu Ameterasu duduk sendirian, tidak lebih tepatya duduk bersama Natsumi.

Hana POV
            Aku berlari kearah kantin. Fumio-sensei menyuruhku memberikan pesanan terhadap bibi kantin. Namun di tengah perjalanan pulang anak-anak iseng mendorongku sehingga aku hampir terjatuh di tangga. Itu berkat…
            “Kau tidak apa?” Seorang laki-laki yang mendekapku, dia mungkin telat masuk sekolah atau membolos? Aku sadar akan pipiku yang mengeluarkan semburat merah. Safir bertemu indigo.
            “Terimakasih, telah menolongku.” AKu melepaskan dekapan laki-laki tersebut dan membungkukan badan.
            “Tidak apa-apa. Aku Namikaze Hiro.” Kata laki-laki tersebut memperkenalkan diri.
            “Yoroshiku! Aku Nakagawa Hana.” Hiro bertanya padaku dimana ruang kepala sekolah. Aku pun mengantarkannya.
            “Nah, ini dia. Namikaze-san ayo masuk kelas, begitupula denganmu Hana-san.” Kata Fumio sensei.
            Aku memasuki kelas dan duduk di bangku kosong karena bangku lainnya sudah penuh. Aku sangat tidak terbiasa jika harus duduk di bangku paling pojok dengan jendela, tapi apa boleh buat. Bel kembali berbunyi Aoi-sensei membawa…
…Hiro!
Hiro POV
Seandainya penerbangan itu tidak di tunda, aku pasti akan dengan tepat waktu masuk sekolah. Tapi sepertinya aku harus bersyukur. Aku menemukan seorang perempuan, bisa dibilang dia sangat imut, cantik, dan baik. Aku berharap satu kelas dengannya.
“Anak-anak kenalkan dia murid baru,”
“Yoroshiku, Namikaze Hiro desu.” Kataku membungkukan badan.
“Nah, Namikaze-san, silahkan duduk dengan Nakagawa Hana. Nakagawa Hana?” Orang yang kutemui sebelumnya berada di kelas yang sama denganku. Aku duduk disebelahnya. Perasaanku tak terkira.
“Siapa yang tidak masuk?”
“Sensei, Natsumi-san sakit dan sedang diantar pulang oleh Putri dingin!” Seru anak yang berada di depanku dan Hana.
Aku melihat wajah Hana. Tampaknya, dia sangat khawatir dengan kata-kata anak tersebut. Namun Hana menggelengkan kepalanya dan melihat kearahku.
“Kita bertemu lagi,” Kata Hana dengan senyumnya, siapapun akan terpesona oleh senyumanya itu.
“Takdir yang indah.” Aku pun membalas perkataan Hana. Entah kenapa jantungku berdebar-debar.
Normal POV
Hana berlari dengan cepat ke apartemennya. Ternyata apartemen itu dikunci oleh Ameterasu. Bisa dibilang kedua kakaknya marah karena dia tidak pulang tepat waktu dirumah. Hana merupakan wakil Ketua OSIS di sekolah mereka, wajar saja dia sibuk.
Dengam terpaksa duduk di luar apartemennya tanpa makan malam. Cuaca yang dingin dan juga musim gugur akan berakhir membuat Hana harus memeluk kakinya sendiri. Hana segera meletakkan tasnya dan pergi kesuatu tempat.
“Kenapa kau terlambat Nakagawa-san?” Tanya seorang lelaki dengan suara paraunya. Laki-laki itu memegang dagu Hana dan mendekatkan wajahnya. Hana menndorong keras laki-laki itu.
“Jangan pernah menyentuhku, Satoru-san” Kata Hana.
“Nah, ini dia. Apa anakku membuat masalah lagi? Maafkan dia, sekarang kau tampil saja. Kami merindukan permainan piano mu itu.” Kata seorang Wanita sambil menahan anaknya.
            Aah yumeni miteta kogaretaita Kimi ga iru…
            Ano sora no ukabu, iku su mo no hikari atsume koi wa Kagayaku…
            Seluruh penonton dari S’café sangat menikmati suara milik Hana. Bagaimana bisa kita tidak tahu? Hana, Ameterasu dan Natsumi memiliki pekerjaannya masing. Terlalu mandiri.
            Tak sadar, seorang laki-laki tersenyum kagum terhadap Hana. Dia sangat menyukai lagu tersebut. Tapi, bagaimana bisa dia berada disana? Dia sedang bermain dengan sahabatnya.
oOo
Pagi menjelang. Hana berada diruang tamu bersiap-siap untuk berangkat. Saat dia ingin membangunkan kedua kakaknya, Ameterasu memberi pesan singkat karena dia berangkat duluan. Sementara kakak Natsumi di pergi bersama teman-temannya.
Ameterasu POV
Aku memasuki kelas dan kulihat, orang yang sama sekali tidak ku kenal. Mungkinkah dia Murid baru disekolah ini? Aku berjalan mendekati bangku milikku dan Natsumi. Karena cukup yakin dia tidak menyadari keberadaanku, aku membersihkan ruang kelas.
“Ohayou,” Katanya, dia melihatku secara detail, dasar tidak sopan!
            “Nakagawa-san, kenapa kau duduk dibangku depan?” Aku merasa sangat sebal pada laki-laki yang satu ini.
“Ohayo, minna.. Nee-chan?” Bertambahlah kesialanku, ternyata Hana datang tidak pada waktu.
“Nee-chan? Kenapa muka kalian mirip?” Kata Hiro bertanya-tanya.
“Ame-nee, buku… eh?”  Aku ingin cepat-cepat saja keluar, aku sangat tidak suka berada di tempat menegangkan ini.

“Ya, Namikaze-san. Aku adalah kembaran dari kedua kakakku ini, Ameterasu dan Natsumi Nakagawa.” Jelas Hana.

RnR
Bersambung ke part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar